Menjadi Kepala Suku

Ketika tahun 1995 aku pindah rumah dan tinggal di BSD Area, Tangerang awalnya berangkat ke kantor dan pulang kerumah aku tetap menggunakan transportasi Bis Kota. Saat itu aku masih berugas di KDTJP dan lokasi kantor ku ada di Merdeka Selatan atau lebih dikenal dengan sebutan Gambir-1 atau Gambir saja.

Kemudian ada rekan kerjaku yang tahu kalau aku sudah pindah ke BSD, dia mengajak aku mencoba pulang dengan menggunakan Kereta Api. Nah, dari sinilah bermulanya aku menjadi "Kepala Suku". Walaupun tidak setiap hari aku bisa pulang tepat waktu , aku mulai menggunakan transportasi Kereta Api dari Stasiun Tanah Abang menuju Stasiun Serpong untuk pulang ke rumah. Rupanya sebagai "pendatang baru" penumpang Kereta Api (KRD = Kereta Rel Diesel) Tanah Abang - Serpong, diantara rekan-rekan lain dari KDTJP aku yang paling "senior" baik dari sisi usia mau jabatan. Saat itu aku masih sebagai Kasubdin Transmisi di KDTJP, sedangkan rekan-rekan lain ada yang dari unit kerja Catu Daya, Telegrap, Telepon Umum, Sentral dan juga Ibu-Ibu para operator dari Unit Kerja Penerangan Lokal (108) dan Telepon Antar daerah (100).

Awalnya aku hanya bergabung dengan rekan yang aku kenal, tetapi lama kelamaan kami berkumpul dalam satu kelompok "Geng Kereta Api" dari KDTJP dan karena aku yang paling senior, rekan-rekanku menyebut aku dengan sebutan "Kepala Suku". Sepanjang perjalanan, grup kami selalu paling ramai ber "ha-ha hi-hi", sehingga pelan-pelan "anggota geng" bertambah ada yang dari Pertamina, Bank BDN dan Pegawai Swasta lainnya. Kami semua cukup akrab satu dengan lainnya, walaupun kemudian geng ini bubar karena adanya mutasi dan sebagainya. Saat aku kemudian bertugas di KDTJS aku bertemu kembali dengan 2 orang mantan anggota "Geng Kereta Api" dulu, dan bila ada waktu luang dan kesempatan kami selalu ber "ha-ha hi-hi" lagi mengenang masa-masa lalu.

0 comments: