Tidur Sambil Berdiri di Bis Kota

Sejak aku pertama kali ditugaskan di Jakarta pada medio tahun 1985 sampai dengan medio tahun 2000, alat transportasi yang aku gunakan untuk ke Kantor dan pulang ke Rumah adalah Bis Kota. Sekian lama menggunakan Bis Kota meninggalkan berbagai macam kenangan, dari "dijailin" orang atau "menjailin" orang, melihat para pencopet beraksi bahkan aku pernah duduk disamping "Jegger" nya pencopet sehingga aku bisa melihat para pencopet yang "menyetorkan" hasil jarahannya sampai dengan tidur sambil berdiri di bis kota.

Awalnya, aku tidak sengaja tertidur sambil berdiri di bis kota karena kelelahan. Tetapi lama kelamaan aku mulai menikmati tidur sambil berdiri bahkan tanpa berpegangan pada besi yang disediakan di bis kota untuk penumpang yang berdiri. Tapi ada syaratnya untuk bisa tidur sambil berdiri tanpa berpegangan pada alat apapun, yaitu bis kota harus penuh sesak sehingga untuk bergerakpun kita sulit. Nah, kalau naik bis kota dengan kondisi seperti ini, sambil mendekap tas kerjaku, aku mulai memejamkan mata. Bila bis kota mengerem atau mempercepat jalannya, umumnya kita akan bergerak kedepan atau kebelakang, aku mengikuti saja gerakan itu tanpa takut terjatuh karena "tertahan" oleh penumpang lain (saking penuhnya).

Memang tidur dengan cara seperti ini tidak bisa lama, sebab penumpang kadang berkurang karena ada yang turun pada pemberhentian/halte berikutnya, tetapi "tidur nyenyak" selama beberapa menit sudah cukup untuk mengurangi atau menghilangkan rasa ngantuk dan rasa lelah.

0 comments: