Hormat Pada Dasi

Ketika aku masih jadi staf / pelaksana, terkadang bila aku melihat Kepala Kantor ku yang selalu pakai dasi aku hanya berpikir, kapan aku berkesempatan bekerja dengan memakai dasi ? Apalagi dengan Korps ku yang dari Korps Teknik, nampaknya sesuatu hal yang mustahil kalau aku bekerja dengan memakai dasi.

Namun seiring dengan berjalannya waktu, dimana dimulai dari karier ku sebagai staf / pelaksana, yang selangkah demi selangkah akhirnya aku mencapai tingkatan Kepala Sub Dinas (Kasubdin) atau sekarang sama dengan Asisten Manager (Asman). Pertama sekali posisi Kasubdin aku jalani saat aku menjadi Kasubdin Transmisi pada Dinas Ophar Sentradaya Kandatel JP.

Nah, sebagai Kasubdin Transmisi inilah aku mulai bekerja harus menggunakan dasi sebagai salah satu kelengkapan harian yang harus dipakai selama jam dinas. Memang diawal terasa agak aneh kalau bekerja sambil memakai dasi, apalagi aku sebagai orang teknik rasanya janggal bekerja dengan memakai dasi. Namun karena sudah keharusan dan merupakan salah satu bentuk disiplin dasar, mau tidak mau setiap hari harus pakai dasi kecuali hari-hari tertentu menggunakan seragam lapangan yang waktu itu masih menggunakan seragam warna coklat muda.

Ketika bertugas di Kandatel JP tidak menjadi masalah dengan aku mengenakan dasi, demikian juga ketika aku di mutasikan menjadi Kasubdin Dukungan Pelanggan di Dinas Pelayanan Network. Nah, cerita tentang "Hormat pada Dasi" aku alami ketika aku di promosikan menjadi Kepala Dinas Jaringan Akses Pelanggan atau Manager Jaringan Akses di Kandatel JS.

Sebagai pejabat baru yang belum mempunyai pakaian dinas lapangan maka aku setiap hari harus mengenakan dasi sebagai pelengkap pakaian dinas harian. Nah, kalau sudah memakai dasi, sejak aku datang ke kantor dan berjalan kemana saja baik di lapangan maupun di lingkungan kantor, hampir semua orang memberi salam khususnya para petugas pengamanan (SatPam). Awalnya aku berpikir, sudah "hukum alam" kalau orang menghormati orang yang pakai dasi di lingkungan kantor.

Namun suatu ketika aku sengaja, sewaktu masuk kantor dasi aku lepaskan sehingga aku menjadi "pegawai biasa" yang akan bekerja. Keanehan mulai terjadi, sejak masuk halaman kantor dan masuk ke dalam kantor tidak ada satupun yang memberi salam kepadaku, apalagi aku sebagai "orang baru" di Kandatel JS belum semuanya mengenali aku. Tetapi ketika aku keluar lagi dari kantor dengan mengenakan dasi sesuai ketentuan, semua orang memberi salam lagi. Aku jadi tertawa melihat hal ini karena aku merasakan kalau orang "memberi salam" rupanya untuk "Dasiku" bukan untuk diriku. Namun kemudian setelah beberapa bulan bekerja aku mulai dikenali banyak orang dan kalau aku bertemu dengan teman sekerja atau petugas pengamanan saling memberi salam walaupun aku tidak mengenakan dasi sekalipun.

1 comments:

johnny said...

ternyata pake dasi memberikan pengaruh segitu besarnya ya pak :)
thx uda sharing :D