"Salah-Arah" di Laut

Peristiwa atau kejadian yang aku alami dan tidak pernah aku lupakan adalah ketika aku harus "terjun" dari perahu masuk ke laut yang pertama kalinya seumur hidup. Hal ini aku alami ketika aku mengikuti Outbound yang wajib diikuti sebelum mengikuti SUSPIM-II di Bandung pada tahun 2001. Jujur saja, selama hidup aku belum pernah main-main di laut, jangankan di laut bermain di pantai saja jarang sekali aku lakukan. Lagi pula aku tidak bisa berenang. Nah ketika mengikuti outbound tersebut, mau tidak mau semua aktivitas yang sudah dipersiapkan oleh penyelenggara harus diikuti karena hasilnya akan melengkapi hasil SUSPIM-II yang akan berjalan.

Aku masih ingat, aktivitas pertama yang dilakukan setelah sampai di Pulau Bidadari (aktivitas outbound dilakukan disekitar pulau Bidadari) langsung pengenalan tentang laut setelah ada permainan pengenalan untuk membentuk team building. Sebelum naik ke perahu kami sudah diberikan pelampung (life-jacket) dan petunjuk serta tata cara untuk melihat arah kemana kita akan berenang menuju arah pantai pada saat terjun kelaut . Ketika semua sudah naik perahu dan mengarah ketengah laut, disinilah "ketakutan-ku" mulai timbul. Seperti yang aku tuliskan diatas, aku belum pernah "masuk" kelaut dan juga tidak bisa berenang, walaupun sudah pakai pelampung pun tetap saja rasa takut itu menguasai diriku. Sekitar 20 atau 30 meter dari bibir pantai, mesin perahu dimatikan dan semua peserta diminta untuk terjun kelaut dan berenang sendiri menuju ke pantai.

Semua teman-temanku sudah masuk kelaut dan berenang menuju ke pantai, tinggal aku sendirian yang belum terjun masuk kelaut. Instruktur sudah menegaskan, aku harus masuk kelaut sampai kapanpun bahkan ada penawaran mau di dorong kelaut atau mau terjun sendiri? Pelan tapi pasti perahu juga semakin menjauh dari bibir pantai terdorong oleh ombak sehingga jarak tempuh ke pantai semakin menjauh. Akhirnya, dengan sisa-sisa "keberanian" yang ada aku meloncat dan masuk kedalam laut untuk pertama kalinya dalam seumur hidupku. Begitu masuk kedalam air laut, dengan dorongan pelampung aku muncul lagi di permukaan laut walaupun sempat menelan air laut yang cukup banyak. Ternyata eh ternyata, setelah mengapung dan mulai berenang ternyata malah menyenangkan berenang pakai pelampung.

Tanpa aku sadari aku melakukan kesalahan fatal dengan "melupakan" instruksi para instruktur untuk melihat arah kemana tujuan kita berenang. Keasyikan berenang yang aku pikir aku menuju ke pantai, eh ternyata aku malah menuju arah sebaliknya. Aku baru menyadari ketika perahu yang dinaiki instruktur menghampiri aku dan bertanya, "Bapak mau kemana ? mau ke Jakarta kah?" Disitu aku baru menyadari kalau aku salah arah, dan ketika aku mencoba berdiri dilaut untuk melihat arah, sempat di bolak-balik karena diterjang ombak walaupun aku akhirnya mampu merubah arah berenang-ku. Tetapi waktu untuk berlatih sudah hampir habis, aku juga sudah lelah sekali dan ombak juga sudah semakin membesar akhirnya aku "diseret" instruktur sampai ke pantai.

Sampai dipantai aku harus dibantu teman-teman untuk berjalan karena tenaga-ku benar-benar "sudah habis" saat aku "salah-arah" di laut. Ini pengalaman yang tidak pernah aku lupakan, namun ketika aku mendapat kesempatan lagi mengikuti outboud lainnya yang diadakan di laut aku sudah tidak takut lagi dengan laut.

2 comments:

bang andi said...

Minggu lalu saya sedih liat blog-blog saya udah mati semua, ade kerinduan yang tak tertahankan untuk ngeblog lagi seperti dulu ...

Dan kemaren tgl 7 keinginan itu saya wujudkan kembali dan hari ini saya ketemu dengan sahabat lama saya ini ... bahagianya saya

Salam buat aki ...

Anonymous said...

Wah menyenangkan pastinya. Senang ya Aki sekarang jadi gak takut lagi sama laut. Salam kenal dari Surabaya.