Menjadi Pelanggan menjadikan aku suasana yang berbeda ketika aku masih aktif bekerja, dimana aku menjadi Pelayan untuk para Pelanggan Perusahaan dimana aku bekerja. Bukan hal yang aneh kalau dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan, aku yang bekerja di "Back Room" selalu berupaya keras untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk para pelanggan. Dan juga bukan sekali dua kali aku "dicaci maki" baik oleh pelanggan yang kurang puas dengan layananku maupun para atasanku yang "alergi" dengan komplen dari pelanggan baik komplen secara lisan maupun yang tertulis di media-media.
Nah, ketika posisi ku menjadi terbalik yang tadinya aku menjadi Pelayan nya para Pelanggan, maka akhirnya aku menjadi Pelanggan dari perusahaanku ketika aku sudah pensiun. Aku berharap dengan aku menjadi pelanggan akan mendapatkan layanan yang minimal sama dengan yang aku lakukan pada saat aku menjadi pelayannya para pelanggan, namun ternyata seperti pepatah yang mengatakan "Jauh Panggang dari Api" yang aku alami "berbeda" dengan yang aku harapkan.
Sekian tahun yang lalu ketika aku dengan "terpaksa" harus berhenti berlangganan salah satu jasa dari perusahaanku dulu, karena aku akan berpindah ke provider lain yang lebih murah biaya nya. Sesuai prosedur aku datang ke Plasa untuk mengajukan permohonan berhenti berlangganan untuk suatu produk. Setelah mengisi form yang ditentukan dan membayar uang titipan yang digunakan untuk membayar biaya berlangganan bulanan yang harus dibayar di bulan berikutnya aku anggap sudah selesai tugas ku. (Aku berhenti berlangganan di akhir bulan).
Namun ternyata tidak semudah yang aku duga, ketika bulan berikutnya di awal bulan, aku iseng membuka tagihan untuk jasa yang sudah aku tutup eh ternyata masih muncul tagihan yang harus aku bayar padahal aku sudah memberikan uang titipan untuk melunasi tagihan tersebut. Tapi aku berpikir positif saja, mungkin secara administrasi keuangan belum dilakukan pembukuan untuk pembayaranku jadi ya aku biarkan saja.
Namun dibulan berikutnya (x+1) ketika aku iseng membuka tagihan, eh ternyata masih muncul juga tagihan untukku demikian juga ketika aku buka lagi di bulan selanjutnya (x+2).
Apa boleh buat dengan kondisi demikian aku tidak bisa tinggal diam, karena aku sudah melaksanakan kewajibanku sebagai pelanggan tetapi karena aku juga merasa punya hak sebagai pelanggan aku mencoba mencari tahu, mengapa bisa terjadi hal yang demikian.
Aku mencoba mencari informasi kepada siapa aku harus melacak penyebab terjadinya masalah ini dan akhirnya aku bisa menghubungi salah seorang rekan yang memahami masalah ini.
Ketika aku memberikan nomor pelangganku kepada rekanku tersebut ternyata memang ada masalah dalam "system" yang digunakan saat itu. Akhirnya rekan tersebut menjelaskan "penyebab" terjadi nya kesalahan tersebut dan menyarankan supaya aku tidak membayar / melunasi tagihan yang muncul karena dari system tersebut diketahui kalau aku sudah membayar sesuai dengan ketentuan. Sebagai "bekas Pelayan" aku bisa menerima penjelasan rekanku, tetapi tidak bisa dipungkiri kalau aku "kecewa berat" dengan kejadian ini dimana aku sebagai pelanggan merasa "dipermalukan" karena secara system se olah-olah aku menunggak atau belum membayar biaya dari fasilitas yang sudah aku tutup tersebut.